« - »

Supplier-centric Ego

Posted on 14 February 2005

Beberapa bulan ini, saya dipusingkan dengan penyelesaian agreement kontrak dengan beberapa supplier yang berbeda; namun lucunya, kalau saya analisa lebih lanjut, sumbernya sama yaitu Supplier-centric ego. Ooops, ini istilah saya sendiri lho, mungkin tidak valid secara ilmu pengetahuan atau gimana; tapi yang saya maksudkan adalah ego yang besar dari sang supplier yang timbul karena memang ukuran perusahaan yang besar ataupun merupakan monopoli terbatas sehingga sulit dicari penggantinya.

Ada yang menunjukkan kesalahan terjadi pada ignorant beberapa oknum disana, sehingga Kontrak yang semestinya bisa ditandatangani secara cepat, harus tertunda (atau lebih tepatnya terbengkalai yah??) selama berbulan-bulan.. Yang membuat kesal, saya telah menjelaskan hal yang sama berulang-ulang selama periode waktu itu, namun masih saja revisi Addendum Kontrak mengandung kesalahan yang serupa; misalkan ada point 1, 2, 3 yang salah, revisi #1 memperbaiki point 1, setelah dijelaskan kembali, revisi #2 memperbaiki point 2, dijelaskan kembali, revisi #3 memperbaiki point 2 dan 3; sehingga selama berbulan-bulan kontrak tidak bisa saya tandatangani.

Ada lagi oknum perusahaan yang mengirimkan surat ancaman pemutusan layanan karena belum ada pembayaran (well, kami tidak bisa melakukan pembayaran sebelumnya karena Kontrak belum ditandatangani). Lucunya ultimatum tersebut dikirim lewat fax pada sekitar jam 2-3 sore, dimana jelas-jelas bank tidak melayani transaksi setoran ataupun transfer. Ironisnya, kami telah melakukan pembayaran pada hari yang sama, pagi harinya. Saat saya menulis surat bantahan, mereka dengan enteng menyatakan ada kesalahan prosedur dalam internal mereka. Wow !! Saya meminta mereka mengirimkan surat permohonan maaf, namun sayangnya isi surat tersebut sangat tidak memuaskan dan sama sekali tidak menjelaskan duduk perkara yang sebenarnya. Sempat saya utarakan secara lisan bahwa saya tidak suka akan cara mereka memberi ultimatum dan cara mereka meminta maaf. Sayangnya, karena kesibukan di kantor menyebabkan saya belum sempat mengutarakan hal ini secara tertulis kepada para jenderal-jenderal disana :-(.

Apakah ini pertanda gonjang-ganjing dunia, yang telah memutarbalikkan konsep “Pembeli adalah Raja” ataupun “Customer-centric Service” ?? Semestinya bisa dijadikan bahan pelajaran bagi Pak Hermawan Kartajaya tuh 🙂 ….

Popularity: 5% [?]

Komentar dan masukan tentang artikel ini akan sangat bermanfaat bagi semua orang. Silakan isi form komentar di bawah ini. Terimakasih sebelumnya!


One Response to 'Supplier-centric Ego'

Subscribe to comments with RSS or TrackBack to ' Supplier-centric Ego '.

  1. loet said,

    on February 14th, 2005 at 4:36 pm

    Hmmm…biasanya perusahaan plat merah tuhh Oom yang suka begituan…

Leave a reply